A. Konsep Model Pembelajaran
Istilah model diartikan sebagai barang atau benda
tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi tempat
kita hidup. Dalam konseks pembelajaran, Joyce dan Weil (Udin S.Winataputra,
2001) mendefinisikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi, model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Yang dimaksud model menurut kamus W.J.S. Poerwadarminta adalah sesuatu yang
patut ditiru, sedangkan arti lainnya adalah pola atau contoh. Istilah model
pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2001: 1092) ada beberapa pengertian dari strategi
yaitu:
1. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu dalam perang dan damai,
2. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus,
sedangkan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Pendapat beberapa ahli mengenai model pembelajaran antara lain :
a. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikkan pengalaman pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berperan sebagai pedoman bagi
guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendapat diatas
dikemukakan oleh Adi (2000:45) yang dikutip oleh Suprihatiningrum.
b. Model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang
dipakai dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan sisiwa dan
dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas. Penggunaan
model belajar tertentu dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan maupun yang belum diprogramkan. (Mulyani,2000:70 dalam
Suprihatiningrum)
c. Menurut Babbage, Byers, & redding (1999:26) dalam
Suprihatiningrum menyatakan Model pembelajaran diartikan sebagai berikut :
Sebuah filosofi yang mendasar sebagai landasan teori
dari rincian tahapan dan teknik pembelajaran.
Sebuah filosofi yang mendikte pendekatan-pendekatan
dari metode dan biasanya disajikan dalam satu paket.
Sebuah penjelasan dari gaya mengajar dan situnjukkan
oleh praktik pengajaran, yang mana menjelaskan bagaimana siswa-siswa
dibelajarkan.
d. Model pembelajaran dapat disebut sebagai deskripsi
dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengakapan belajar, buku-buku
pelajaran, buku-buku kerja program multimedia, dan bantuan melalui program
komputer (Samatowa, 2006:48 dalam Suprihatiningrum).
e. Arends (1997:7) yang dikutip oleh Suprihatiningrum
mendefinisikan model pembelajaran yakni the term teaching model refers to a
particular approach to instruchtion that includes its goals, syntax,
environment, and management system. Yang dalam Bahasa Indonesia berarti
model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaannya.
Model pembelajaran memiliki empat ciri yang tidak dapat ditemukan pada
strategi ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain yaitu : 1) rasional teoritik
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai). 3) tingkah laku pelajar yang diperlukan agar model dapat dilaksanakan
dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
tercapai.
Penggunaan model pembelajaran yang
tepat dapat memungkinkan seorang guru mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan Sintaks (pola urut) dari suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan
urutan alur langkah yang seharusnya dilakukan oleh guru, siswa, urutan
kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas khusus yang harus dilakukan siswa. Sebenarnya
dari banyaknya model pembelajaran tidak ada model yang lebih baik dari model
yang lainnya. Maka dari itu seorang guru harus memiliki namyak pertimbangan
dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan. Pertimbangan yang
dimaksud antara lain : materi pelajaran yang akan disampaikan, tingkat
perkembangan kognitif siswa, maupun sarana dan fasilitass yang tersedia
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang ditetapkan.
Ada beberapa
model pengembangan pembelajaran dan setiap model pengembangan pembelajaran
memiliki keunggulan dan keterbatasan. Model-model pengembangan pembelajaran
antara lain : model Briggs, model PPSI, model Elaborasi, model kemp, model Dick
and Carey, model Gerlach dan Ely, Model Bela H.Banaty, model Merril, model IDI,
model Degeng, model pembelajaran konstekstual, dll
Model pengembangan pembelajaran yang dikembangkan oleh Atwi Suparman (2004)
adalah Model Pengembangan Instruksional (MPI), memberikan pedoman untuk
mengembangkan pembelajaran.
Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengidentifikasi,
tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. Adapun tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap Mengidentifikasi
|
|
Tahap Mengembangkan
|
|
Tahap Mengevaluasi dan Merevisi
|
|
Pendekatan MPI dipilih karena pendekatan ini dapat diterapkan baik pada
pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi, maupun pendidikan non
formal dan juga model ini cocok untuk mengembangkan pembelajaran virtual pada
pelajaran matematika melalui teori dan praktek secara langsung.
Model pembelajaran
adalah suatu pola
atau perencanaan yang
di rancang untuk menciptakan pembelajaran
di kelas secara
efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran dapat
dijadikan sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas. Model pengembangan diartikan
sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang
telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap
dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11).
Fungsi model pembelajaran tidak hanya untuk mengubah
perilaku siswa sesuai dengan yang diharapkan, tetapi juga berfungsi untuk
mengembangkan berbagai berbagai aspek yang bersangkutan dengan proses
pembelajaran. Selain itu model pembelajaran bermanfaat untuk menyusun rencana
pendidikan siswa, akrena memungkinkan kegiatan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sedangkan fungsi model pengembangan adalah
perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa
ke arah peubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan
itu telah terjadi pada diri siswa. Hal ini berarti model pengembangan yang baik
adalah model yang dapat membantu para pengembang dalam mengembangkan
pembelajaran dilapangan.
Berkenaan dengan model-model pengembangan, maka
fungsi model pengembangan bagi guru adalah :
1. Sebagai
pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang sesuai dengan
pelaksanaan pengembangan pembelajaran di lapangan.
2. Sebagai
bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah pembelajaran tercipta
dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan.
3. Sebagai
bahan untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan visi, misi, karakteristik,
dan sesuai dengan pengalaman belajar yang diharapkan atau dibutuhkan oleh
siswa.
4. Sebagai
bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan bagian tugas profesional guru
yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
5. Sebagai
bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang model pengembangaan
pembelajaran yang digunakan suatu sekolah, yang nantinya diharapkan untuk
memperbaiki pembelejaran yang dilaksanakan.
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri
& Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran.
Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :
a.
Role Playing
Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran
Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice
Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh
hidup atau benada mati.
b.
Problem Based Intruction (PBI)
Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham
konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan
pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan
pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka
masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai
pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan
masalah.
- Mind Mapping (Peta pikiran)
Mind mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan,
cara mudah untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak
(Buzan, 2007: 4). Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung
dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. Sugiarto (2004: 75) menyatakan
bahwa, “mind mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas bahan yang perlu
dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa
menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, mengga- bungkan kerja
otak bagian kiri dan kanan. Dengan mind mapping siswa dapat meningkatkan daya
ingat hingga 78%. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang.
- Change of pairs (Tukar pasangan)
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat
mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan
lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.
- Group Investigation
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
- Group to arround (keliling kelompok)
Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari
model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.
- Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya
melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga
metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih
siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola
salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya
dalam satu kelompok.
Sedangkan menurut Kisworo metode pembelajaran snowball throwing adalah
suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing
siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu
dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola
yang diperoleh.
- Numbered Heads Together
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
- Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke
dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan
presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu
digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini
walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama
untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya.
Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok.
Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk
saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
- Team Game Tournament (TGT)
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas
belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model
Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat
dan keterlibatan belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan
turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini,
siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat
memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan
untuk membuat permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
- Jigsaw
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam
orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif
dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model
pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan
sangat cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di
antaranya seperti berikut ini :
- Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.
- Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas.
- Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan terstruktur.
- Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan kegiatan praktek.
- Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.
3. Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam
model pembelajaran terpadu, seperti :
- The connected model (model terhubung)
- The webbed model (model jaring laba-laba)
- The integrated model ( model integrasi)
- The nested model (model tersarang)
- The fragmented model ( model fragmen)
- The sequenced model ( model terurut)
- The shared model ( model terbagi)
- The threaded model (model pasang benang)
- The immersed model (model terbenam)
- The networked model (model jaringan)
4. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151)
dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.
5. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition)
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC
(Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok,
pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung
jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan
ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga
terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran
ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial
dengan lingkungan.
6. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Model Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang di
desain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan
agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang
dimaksud yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar
guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal –
soal tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami
materi yang dijelaskan oleh Guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Miaso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Prenada
Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Moderen: Panduan Para
Pengajar & Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Suprihatiningrum, J. 2014. Strategi Pembelajaran & teori Aplikasinya.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Wilis, Dahar R. 2011. Teori-Teori Belajar &
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga